***
Terimakasih telah membaca bagian ketiga :)
Bagi yang belum membaca bagian pertama hingga ketiga, baca ya! 
***
Bagi Orang Mukmin, Ada Kebaikan dalam Segala Hal
Setiap orang mengalami saat-saat sulit dalam kehidupannya. Kesulitan ini
 membuat frustasi, stres, atau menjengkelkan kebanyakan orang yang 
hidupnya jauh dari moralitas yang ditentukan dalam Al-Qur`an. Karena 
itu, mereka dengan mudah merasa gelisah, tegang, dan marah. Karena 
mereka tidak memiliki keyakinan akan kesempurnaan yang melekat pada 
takdir yang ditetapkan oleh Allah, mereka tidak mencari keberkahan atau 
kebaikan yang ada di dalam peristiwa yang mereka alami. Bahkan, karena 
mereka tidak memiliki keyakinan, setiap detik yang mereka habiskan 
tampaknya menjadi berseberangan dengan apa yang mereka inginkan. Dengan 
demikian, mereka menjalani sisa hidupnya dengan beban masalah dan 
tekanan.
Seorang mukmin mengetahui bahwa kesulitan-kesulitan diberikan Allah 
untuk menguji manusia. Mereka tahu bahwa kesulitan tersebut dibuat untuk
 membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang 
memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam 
meyakini keimanan mereka. Di dalam Al-Qur`an, Allah menjelaskan bahwa 
Dia akan menguji seorang mukmin untuk melihat siapakah yang benar-benar 
dalam keimanannya.
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata 
bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata 
orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 142)
Lebih lanjut, Allah memberikan contoh kepada umat-Nya dengan mengambil setting di masa kenabian Rasulullah, 
 وَمَآ أَصَـٰبَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ 
وَلِيَعۡلَمَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٦٦) وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُواْۚ 
وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَـٰتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ 
ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالاً۬ لَّٱتَّبَعۡنَـٰكُمۡۗ هُمۡ
 لِلۡڪُفۡرِ يَوۡمَٮِٕذٍ أَقۡرَبُ مِنۡہُمۡ لِلۡإِيمَـٰنِۚ يَقُولُونَ 
بِأَفۡوَٲهِهِم مَّا لَيۡسَ فِى قُلُوبِہِمۡۗ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا 
يَكۡتُمُونَ
Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka 
[kekalahan] itu adalah dengan izin [takdir] Allah, dan agar Allah 
mengetahui siapa orang-orang yang beriman.  dan supaya Allah mengetahui 
siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah 
berperang di jalan Allah atau pertahankanlah [dirimu]". Mereka berkata: 
"Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami 
mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran 
daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak 
terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka 
sembunyikan. (Ali-Imran ayat 166-167)
Ayat di atas sudah jelas. Di masa Rasulullah, kaum muslimin menghadapi 
kesulitan dan ujian penderitaan. Sebagaimana ditunjukkan di dalam ayat 
di atas, apa yang dijalani oleh kaum muslimin adalah kehendak Allah. 
Semua itu terjadi untuk melihat manakah orang-orang munafik yang mencoba
 menjatuhkan orang-orang yang beriman. Demikianlah, pada akhirnya, semua
 itu menjadi kebaikan bagi kaum mukminin.
Kaum muslim yang mengetahui pelajaran yang dinyatakan dalam ayat ini 
menganggap sebuah kesempatan dimana keikhlasan, kesetiaan, dan keimanan 
mereka kepada Tuhannya adalah ujian. Mereka tidak pernah lupa bahwa 
kesulitan atau keberkahan datang untuk menguji mereka. Karena kemuliaan 
dan kepatuhan mereka kepada-Nya, Allah mengubah apa yang tampaknya buruk
 menjadi hal-hal yang menguntungkan bagi hamba-Nya yang sejati.
 
***
Baca bagian kelima ya! :)
***
Referensi:
Harun Yahya-Melihat Kebaikan di Segala Hal
Wednesday, July 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)










1 comment:
mantap..intinya lihat lah sesuatu di balik semua kejadian karenadisana akan terselip sebuah kebaikan,,,makasih ya
Post a Comment
Berkomentar berarti berpendapat
Berpendapat berarti berapresiasi
Berapresiasi berarti menghargai