Ketika itu, tanggal 18 Januari 2010, kira-kira pukul 11 malam lebih, saya terbangun dari tidur. Saya mulai tidur kira-kira pukul 19.30-an. Tidak biasanya saya tidur lebih awal seperti itu. Kemudian saya terjaga (baca: tidak tidur hingga pagi ini). Dalam beberapa jam saya terjaga, alhamdulillah saya mendapat banyak tausyiah. Mau tahu kan apa? hehe. Jam 4 kurang, saya menyalakan televisi. Tekan sana-sini untuk cari program televisi yang bagus. Tekan di nomor 3 ada sinetron, tekan di nomor 1 ada acara musik yang dipandu oleh orang asing, dan akhirnya di nomor 7, dimulailah semua tausyiah. Di stasiun televisi wahid yang khas dengan nuansa merah dan si bang "wahid", ada sebuah program judulnya Titian Qolbu. Wah, subhanallah. Materinya bagus sekali. Di saat saya sedang bimbang, ragu, bingung, hampa, dan kalau kata orang sunda, teu pararuguh, alhamdulillahirrobbil'alam in, akhirnya saya mendapat satu solusi dan pencerahan. Hm, tapi maaf ya, yang ini akan saya ceritakan di note sebelah. Setelah acara itu berakhir, saya mulai ganti chanel TV, akhirnya, saya menyaksikan suatu acara yang dibawakan oleh Ust. Yusuf Mansyur, subhanallah, keren! tak beda jauh dengan bagusnya acara di TVwahid itu.
Satu menit pertama menonton acara ini, saya akhirnya mengetahui inti dari materinya. Mengajak kita untuk menghafal Al-Quran. Di acara itu (maaf, saya tidak tahu nama acaranya), dihadirkan seorang Ustad. Ternyata ustadz tersebut (maaf) tunanetra. Dan apa yang membuat saya takjub ikhwah fillah? subhanallah, ustadz yang tidak memiliki kelebihan yang kita miliki, ternyata beliau adalah HAFIDZ AL-QURAN. Saya pun tertohok, serasa jutaan belati menusuk hati saya. Orang yang notabenenya (maaf) kita kira tidak mungkin menjadi hafidz Quran, ternyata? subhanallah. Makin lama, saya makin masuk ke dalam acara itu. Saya perhatikan benar-benar tiap bagian dari acara itu. Ya ikhwah fillah, acara itu meruntuhkan suatu pernyataan bahwa keterbatasan menjadi penghalang, tidak, itu tidak benar. The future lies on the hands of the dreamers for they are who create the new path to defeat the imposibble. Kita tidak pantas mengatakan suatu hal, it's imposibble jika kita tidak mencobanya dan mengerjakannya.
Dalam acara itu, dihadiri oleh jama'ah ikhwan dan akhwat. Mereka dibimbing oleh Ustadz Yusuf Mansyur dalam menghafal Quran. Kebetulan yang membawa berkah, surat yang sedang dihafal adalah Surat Ar-Rahman yang menjadi surat kesukaan saya. Kesyahduan suara pak ustadz dan jama'ah yang mengulang lantunan ayat demi ayat surat tersebut membuat saya tak sanggup menahan butiran air mata. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaa ha illallah, allahuakbar!
Beliau menceritakan tentang sebuah pesantren di Jombang, dimana ada puluhan santri yang masih kecil, sudah hafidz quran. Santri-santri tersebut akan diwisuda. Rencananya akan diwisuda di stasiun televisi tersebut besok pagi. Aduh, tadi jam 5-an kalau tidak salah. Ya kalian kalau mau lihat, standby saja dari jam 4.
Saya malu pada diri saya. Sebenar apakah bacaan saya terhadap ayat Al-Quran ini, sudah berapa suratkah yang saya hafal, seberapa banyak waktu yang saya luangkan untuk mengkajii Kalam Allah ini. Astagfirullahaldziim. Saya telah membiarkan banyak waktu yang sia-sia.
Yuk, mari kita mengevaluasi diri kita. Sejauh apa interaksi kita dengan Al-Quran. Mari kita tingkatkan interaksi kita dengan Al-Quran.
Saya akhirnya berniat untuk mencari murattal Quran yang di-qari'-kan oleh Ustadz Yusuf Mansyur. Namun, maaf belum saya temukan. Sekarang lagi progress mencarinya. Kalau kalian ada, kasih tahu saya yaa. Kalau saya temukan, akan saya kirim link-nya. =)
Saya ketik "yusuf mansyur murattal Qur'an free download" di search bar Google, saya buka link-link yang kira-kira menyediakan. Eh, tahunya saya mendapat sebuah blog yang namanya binaMUSLIM
Di blog binaMUSLIM, saya mendapat sebuah artikel yang berhubungan dengan pak ustadz (sebenarnya ada sih, murattal yang buat di download, tapi qari'-nya bukan pak Yusuf Mansyur, kalau itu saya juga ada atuh, murattal dari beberapa qari'. haha, meuni keukeuh ya). Lalu saya baca artikel ini. Bagus sekali. Oleh karena itu, saya share. Selamat membaca ya, semoga bisa direalisasikan. Amin Ya Rabb. HAMASAH
Ust. Yusuf Mansur: SBY Pilih Menteri dari Penghafal Al-Qur’an
Siapa yang tak kenal Boediono, calon Wakil Presiden RI terpilih yang sebelum Pilpres Juli 2009 lalu begitu ramai dibicarakan mengenai ke-Islamannya. Namun seakan menepis keraguan itu semua, sesuatu yang di luar dugaan telah terjadi, atas izin Allah SWT. Sepekan sebelum Ramadhan, Boediono menyetor hafalan surah Al-Kahfi dengan lancar dan fasih kepada Ustadz Yusuf Mansur, demikian tutur Ustadz Yusuf Mansur pada ceramah ba’da Shubuh MQFM Bandung, 24 Ramadhan 1430H.
Tak lama kemudian, Presiden SBY yang juga menyaksikan setoran hafalan tersebut mendekati Ustadz Yusuf Mansur. Beliau mengatakan bahwa ia akan memilih para penghafal Al-Qur’an sebagai menteri di kabinet barunya. Subhanallah, insya Allah para menteri di republik ini adalah penghafal Qur’an. Sebagai pendengar siaran live itu, rasa haru tentu tak terbendung, air mata tercurah atas berita bahagia tersebut.
Tiba-tiba Ustadz Yusuf Mansur terbangun dari tidurnya, dan tersadarlah ia bahwa semua itu hanya penghias tidur belaka. Saat cerita ini disampaikan, sontak pendengar yang tadinya terharu serentak berubah emosinya menjadi tawa, sambil menelan kekecewaan bahwa cerita itu tak lebih dari cuplikan mimpi.
Ceramah ba’da Shubuh MQFM tersebut disiarkan langsung dari Daarut Tauhiid, pesantren binaan Aa Gym di Bandung. Ceramah yang juga di-relay oleh puluhan stasiun radio di tanah air tersebut juga memperdengarkan hafalan Qur’an nan anggun yang dilantunkan oleh Durratul Muqoffah, hafidzah cilik yang masih duduk di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah.
Ia hadir ditemani ayahnya, Ustadz Sulaiman, seorang hafidz. Karena ditanya oleh Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Sulaiman berkisah bahwa ia memiliki 7 anak yang semuanya insya Allah disiapkan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Sejak usia 3,5 tahun anaknya mulai diajar membaca Al-Qur’an, usia 4 tahun sudah lancar, dan usia 5 tahun sudah mulai meniru ibunya yang juga hafidzah, untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an tanpa memegang mushaf.
Ustadz Yusuf Mansur juga menimpali, ia baru saja memberikan kata pengantar bagi sebuah buku baru berjudul 11 Bintang. Penulis buku tersebut juga merupakan kepala keluarga, yang mulai dari Ayah, Ibu dan ke-11 anaknya semuanya adalah hafidz dan hafidzah, istilah bahasa Arab bagi para penghafal Al-Qur’an. Salah satu anak dari keluarga tersebut bersekolah di Pesantren Daarul Qur’an yang dibina oleh Ustadz Yusuf Mansur.
Subhanallah, semoga Allah SWT memperbanyak generasi Qur’ani di negeri kita tercinta dan menjadikan kita dan keturunan kita adalah salah satu di antaranya. Malu kita kepada Palestina yang tiada henti dari peperangan, namun pada perayaan tahun baru lalu mewisuda 3000 penghafal Qur’an, bahkan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya adalah juga seorang hafidz. Sudah saatnya kita stop dreaming start action.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Yusuf Mansur juga berharap bahwa di tahun 2024 nanti, para pemimpin dan calon pemimpin negara kita, siapapun orangnya adalah berasal dari generasi penghafal Al-Qur’an. Yah, sudah ada sedikit tanda kemajuan, calon Wakil Presiden kita sudah setor hafalan Al-Kahfi, walaupun masih di dalam mimpi Ustadz Yusuf Mansur.
Stop Dreaming Start Action
Ya, stop dreaming start action. Dari mimpi semua bermula, tapi tanpa usaha mimpi itu tiada guna. Kalau kita kombinasikan konsep stop dreaming start action dengan jurus 3M dari Aa Gym, berikut ini langkah-langkah yang perlu kita lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Pertama, mulai dari diri sendiri, stop dreaming start action, marilah kita:
• mendeklarasikan niat dan senantiasa memotivasi diri untuk menghafal Al-Qur’an
• mencari komunitas penghafal Al-Qur’an untuk menumbuhkan iklim kompetisi dalam kelompok
• tetap istiqamah dalam menempuh cara menggapai tujuan menjadi penghafal Al-Qur’an
Yang kedua, mulailah saat ini, stop dreaming start action, marilah kita:
• menyediakan slot khusus untuk agenda harian dan pekanan dalam menghafal Al-Qur’an
• menyetorkan hafalan kepada Ustadz/Ustadzah/Murabbi kita setiap pekan secara teratur
• menjadikan Al-Qur’an sebagai hiburan dan bacaan utama
Yang ketiga, mulailah dari hal-hal yang kecil dan sepele, stop dreaming start action, marilah kita:
• mengurangi tidur dan waktu luang yang terbuang utamanya saat berada di ruang tunggu atau perjalanan
• mengurangi menonton televisi, mendengar radio dan browsing internet di luar agenda
• menghindari overload alunan musik, syair lagu dan cerita film yang menyesakkan memori kita
Sambil menghafalkan Al-Qur’an, insya Allah itu akan lebih memudahkan kita untuk mengerti makna Al-Qur’an sambil berusaha mengamalkannya sebagaimana teladan kita Rasulullah SAW yang mampu menjadi Al-Qur’an yang hidup. Semoga Allah meridhai rencana dan upaya kita untuk menjadi generasi Qur’ani yang tiada hari tanpa Al-Qur’an, amin, ya Rabbal ‘Alamin.
Stop dreaming start action, Allah SWT yang menentukan hasilnya, tetapi kita bebas memilih jalan yang mana yang akan kita tempuh. Bangunlah dari mimpi, gapai tujuanmu dengan langkah nyata. Stop dreaming start action.
Sumber : binaMUSLIM
Satu menit pertama menonton acara ini, saya akhirnya mengetahui inti dari materinya. Mengajak kita untuk menghafal Al-Quran. Di acara itu (maaf, saya tidak tahu nama acaranya), dihadirkan seorang Ustad. Ternyata ustadz tersebut (maaf) tunanetra. Dan apa yang membuat saya takjub ikhwah fillah? subhanallah, ustadz yang tidak memiliki kelebihan yang kita miliki, ternyata beliau adalah HAFIDZ AL-QURAN. Saya pun tertohok, serasa jutaan belati menusuk hati saya. Orang yang notabenenya (maaf) kita kira tidak mungkin menjadi hafidz Quran, ternyata? subhanallah. Makin lama, saya makin masuk ke dalam acara itu. Saya perhatikan benar-benar tiap bagian dari acara itu. Ya ikhwah fillah, acara itu meruntuhkan suatu pernyataan bahwa keterbatasan menjadi penghalang, tidak, itu tidak benar. The future lies on the hands of the dreamers for they are who create the new path to defeat the imposibble. Kita tidak pantas mengatakan suatu hal, it's imposibble jika kita tidak mencobanya dan mengerjakannya.
Dalam acara itu, dihadiri oleh jama'ah ikhwan dan akhwat. Mereka dibimbing oleh Ustadz Yusuf Mansyur dalam menghafal Quran. Kebetulan yang membawa berkah, surat yang sedang dihafal adalah Surat Ar-Rahman yang menjadi surat kesukaan saya. Kesyahduan suara pak ustadz dan jama'ah yang mengulang lantunan ayat demi ayat surat tersebut membuat saya tak sanggup menahan butiran air mata. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaa ha illallah, allahuakbar!
Beliau menceritakan tentang sebuah pesantren di Jombang, dimana ada puluhan santri yang masih kecil, sudah hafidz quran. Santri-santri tersebut akan diwisuda. Rencananya akan diwisuda di stasiun televisi tersebut besok pagi. Aduh, tadi jam 5-an kalau tidak salah. Ya kalian kalau mau lihat, standby saja dari jam 4.
Saya malu pada diri saya. Sebenar apakah bacaan saya terhadap ayat Al-Quran ini, sudah berapa suratkah yang saya hafal, seberapa banyak waktu yang saya luangkan untuk mengkajii Kalam Allah ini. Astagfirullahaldziim. Saya telah membiarkan banyak waktu yang sia-sia.
Yuk, mari kita mengevaluasi diri kita. Sejauh apa interaksi kita dengan Al-Quran. Mari kita tingkatkan interaksi kita dengan Al-Quran.
Saya akhirnya berniat untuk mencari murattal Quran yang di-qari'-kan oleh Ustadz Yusuf Mansyur. Namun, maaf belum saya temukan. Sekarang lagi progress mencarinya. Kalau kalian ada, kasih tahu saya yaa. Kalau saya temukan, akan saya kirim link-nya. =)
Saya ketik "yusuf mansyur murattal Qur'an free download" di search bar Google, saya buka link-link yang kira-kira menyediakan. Eh, tahunya saya mendapat sebuah blog yang namanya binaMUSLIM
Di blog binaMUSLIM, saya mendapat sebuah artikel yang berhubungan dengan pak ustadz (sebenarnya ada sih, murattal yang buat di download, tapi qari'-nya bukan pak Yusuf Mansyur, kalau itu saya juga ada atuh, murattal dari beberapa qari'. haha, meuni keukeuh ya). Lalu saya baca artikel ini. Bagus sekali. Oleh karena itu, saya share. Selamat membaca ya, semoga bisa direalisasikan. Amin Ya Rabb. HAMASAH
Ust. Yusuf Mansur: SBY Pilih Menteri dari Penghafal Al-Qur’an
Siapa yang tak kenal Boediono, calon Wakil Presiden RI terpilih yang sebelum Pilpres Juli 2009 lalu begitu ramai dibicarakan mengenai ke-Islamannya. Namun seakan menepis keraguan itu semua, sesuatu yang di luar dugaan telah terjadi, atas izin Allah SWT. Sepekan sebelum Ramadhan, Boediono menyetor hafalan surah Al-Kahfi dengan lancar dan fasih kepada Ustadz Yusuf Mansur, demikian tutur Ustadz Yusuf Mansur pada ceramah ba’da Shubuh MQFM Bandung, 24 Ramadhan 1430H.
Tak lama kemudian, Presiden SBY yang juga menyaksikan setoran hafalan tersebut mendekati Ustadz Yusuf Mansur. Beliau mengatakan bahwa ia akan memilih para penghafal Al-Qur’an sebagai menteri di kabinet barunya. Subhanallah, insya Allah para menteri di republik ini adalah penghafal Qur’an. Sebagai pendengar siaran live itu, rasa haru tentu tak terbendung, air mata tercurah atas berita bahagia tersebut.
Tiba-tiba Ustadz Yusuf Mansur terbangun dari tidurnya, dan tersadarlah ia bahwa semua itu hanya penghias tidur belaka. Saat cerita ini disampaikan, sontak pendengar yang tadinya terharu serentak berubah emosinya menjadi tawa, sambil menelan kekecewaan bahwa cerita itu tak lebih dari cuplikan mimpi.
Ceramah ba’da Shubuh MQFM tersebut disiarkan langsung dari Daarut Tauhiid, pesantren binaan Aa Gym di Bandung. Ceramah yang juga di-relay oleh puluhan stasiun radio di tanah air tersebut juga memperdengarkan hafalan Qur’an nan anggun yang dilantunkan oleh Durratul Muqoffah, hafidzah cilik yang masih duduk di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah.
Ia hadir ditemani ayahnya, Ustadz Sulaiman, seorang hafidz. Karena ditanya oleh Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Sulaiman berkisah bahwa ia memiliki 7 anak yang semuanya insya Allah disiapkan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Sejak usia 3,5 tahun anaknya mulai diajar membaca Al-Qur’an, usia 4 tahun sudah lancar, dan usia 5 tahun sudah mulai meniru ibunya yang juga hafidzah, untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an tanpa memegang mushaf.
Ustadz Yusuf Mansur juga menimpali, ia baru saja memberikan kata pengantar bagi sebuah buku baru berjudul 11 Bintang. Penulis buku tersebut juga merupakan kepala keluarga, yang mulai dari Ayah, Ibu dan ke-11 anaknya semuanya adalah hafidz dan hafidzah, istilah bahasa Arab bagi para penghafal Al-Qur’an. Salah satu anak dari keluarga tersebut bersekolah di Pesantren Daarul Qur’an yang dibina oleh Ustadz Yusuf Mansur.
Subhanallah, semoga Allah SWT memperbanyak generasi Qur’ani di negeri kita tercinta dan menjadikan kita dan keturunan kita adalah salah satu di antaranya. Malu kita kepada Palestina yang tiada henti dari peperangan, namun pada perayaan tahun baru lalu mewisuda 3000 penghafal Qur’an, bahkan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya adalah juga seorang hafidz. Sudah saatnya kita stop dreaming start action.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Yusuf Mansur juga berharap bahwa di tahun 2024 nanti, para pemimpin dan calon pemimpin negara kita, siapapun orangnya adalah berasal dari generasi penghafal Al-Qur’an. Yah, sudah ada sedikit tanda kemajuan, calon Wakil Presiden kita sudah setor hafalan Al-Kahfi, walaupun masih di dalam mimpi Ustadz Yusuf Mansur.
Stop Dreaming Start Action
Ya, stop dreaming start action. Dari mimpi semua bermula, tapi tanpa usaha mimpi itu tiada guna. Kalau kita kombinasikan konsep stop dreaming start action dengan jurus 3M dari Aa Gym, berikut ini langkah-langkah yang perlu kita lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Pertama, mulai dari diri sendiri, stop dreaming start action, marilah kita:
• mendeklarasikan niat dan senantiasa memotivasi diri untuk menghafal Al-Qur’an
• mencari komunitas penghafal Al-Qur’an untuk menumbuhkan iklim kompetisi dalam kelompok
• tetap istiqamah dalam menempuh cara menggapai tujuan menjadi penghafal Al-Qur’an
Yang kedua, mulailah saat ini, stop dreaming start action, marilah kita:
• menyediakan slot khusus untuk agenda harian dan pekanan dalam menghafal Al-Qur’an
• menyetorkan hafalan kepada Ustadz/Ustadzah/Murabbi kita setiap pekan secara teratur
• menjadikan Al-Qur’an sebagai hiburan dan bacaan utama
Yang ketiga, mulailah dari hal-hal yang kecil dan sepele, stop dreaming start action, marilah kita:
• mengurangi tidur dan waktu luang yang terbuang utamanya saat berada di ruang tunggu atau perjalanan
• mengurangi menonton televisi, mendengar radio dan browsing internet di luar agenda
• menghindari overload alunan musik, syair lagu dan cerita film yang menyesakkan memori kita
Sambil menghafalkan Al-Qur’an, insya Allah itu akan lebih memudahkan kita untuk mengerti makna Al-Qur’an sambil berusaha mengamalkannya sebagaimana teladan kita Rasulullah SAW yang mampu menjadi Al-Qur’an yang hidup. Semoga Allah meridhai rencana dan upaya kita untuk menjadi generasi Qur’ani yang tiada hari tanpa Al-Qur’an, amin, ya Rabbal ‘Alamin.
Stop dreaming start action, Allah SWT yang menentukan hasilnya, tetapi kita bebas memilih jalan yang mana yang akan kita tempuh. Bangunlah dari mimpi, gapai tujuanmu dengan langkah nyata. Stop dreaming start action.
Sumber : binaMUSLIM
0 comment:
Post a Comment
Berkomentar berarti berpendapat
Berpendapat berarti berapresiasi
Berapresiasi berarti menghargai