Isi dari entri ini saya salin dari note teman. Teman saya itu tidak sengaja menemukan note ini yang terpasang di homepage-nya. Note yang teman saya temukan dimiliki seorang akhwat. Akhwat itu juga meng-share dari note seorang ikhwan. Ikhwan itu dari ikhwan lain yang menyalin isi note ini dari penulis yang asli. Ya, intinya sih kayak begitu teman-teman, saya juga tidak sengaja menemukan note ini di wallpage teman. Ahaha, daripada pusing-pusing dan heboh memikirkan asal-usul ini, langsung saja baca dengan “SerSan”, Serius tapi Santai, oke. ^^
Jangan lupa bismillah, yaa.
*****
Judul asli (dari ikhwan): Hati-hati Bro Sama Akhwat Facebokiyyah ... Ini dapat Puisi Akhwat (dari notes friends my mother)
Judul notenya teman saya itu: puisi seorang akhwat facebookiyyah (copas dari ikhwan)
*****
Dulu aku mengenalmu,
Sejak pertama komentar di statusmu,
Lalu kau balik komentar di statusku
Semua interaksi yang terkesan biasa
komentar yang semua biasa
Suatu hari aku tersentak kaget,
Dengan statusmu yang sama dengan statusku,
Di wall mu dan di wall ku tertulis:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)
Aku lagsung koment, bilang kalau status kita sama,
Kau tampak biasa, aku pun sama
Beberapa hari berikutnya
Di wall ku tertulis:
“Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)”
Kau langsung koment, status kita sama lagi,
Beberapa kali berikutnya begitu
Lagi dan lagi
Dan bukan hanya sekali dua kali
-------------------------- -------------------
-------------------------- ----------------
Yang begitu membuatku semakin kaget
Pada hari itu,
Handphoneku berdering, dari no. tanpa nama
Aku angkat…
Salam dari Suara ujung sana terdengar
Suara seorang ibu.
“Assalamu’alaikum.. Nak”,
“wa’alaikumsalam Bu,”
“Koq, suaramu seperti seorang perempuan Nak?”
“Aku memang perempuan Bu,”
Belakangan baru aku ketahui,
Bahwa itu Ibumu,
Yang nyasar ingin menelponmu
Tapi malah sambung ke no.ku
No. HP kita ternyata hanya berbeda satu angka,
Dan itu membuat ibumu nyasar menelponku.
Tidak tahu, apakah ini hanya kebetulan semata?
-------------------------- ---------
Sejak itu, obrolan berlanjut via HP.
Lagi - lagi aku terkesima
Jurusan kita ternyata sama
Aku semakin Tak mengerti, apakah ini masih di anggap kebetulan semata?
-------------------------- --
Beberapa hari berselang
Kau mulai mengurangi ritme interaksi kita
Aku tidak paham
Kau pun mulai diam
-------------------------- ------
Dalam perjalananku pulang kampung waktu itu
Malam ku sendiri tak terlelap
Dalam kereta,
Aku mencoba membuka akunmu
Tak bisa terbuka,
Ternyata kau meremove ku
Aku menangis,
Aku pun risau,
Apakah salah ku?
Mencoba untuk tetap tenang dalam tidurku
Perasaanku semakin tak enak,
Gemetar tubuhku,
mengetik SMS untukmu,
ku awali menanyakan sujud mu malam ini?
Dan menanyakan
Apa alasanmu meremove akunku?
Ku tunggu balasanmu
Tak ada
-------------------------- ---
Cahaya pagi mulai menyapa
Menembus sela-sela ruang yang menerpa
Kau membalas SMS itu,
Kau bilang tidak ada apa-apa
Kau meminta ku
Untuk SMS seperlunya
Tanpa canda,
Tanpa sia-sia,
Tanpa ada kata percuma,
Waktu pun ikut berbicara
Tidak juga di atas jam 9 malam,
Tidak dini hari,
Tidak usah mengingatkan Sujud malammu
-------------------
Semua Akun FB ku, kau blokir
No.HP mu kau ganti
Semua celah kau tutup rapat
Tak ada komunikasi
Tak ada lagi interaksi
Tangisan tak tertahankan
Di sepertiga malam terkahir
Aku memohon ampunan
Ya Ghofar
Ya Syahiid
Ampuni Hamba-Mu ini
Saksikanlah gemuruh pengharapan
Pengampunan atas segala dosa
--------------------------
Wahai kau yang ada disana
Kini Aku akan menikah
Jika semua berjalan sesuai rencanamu
Seharusnya kau sudah menikah di bulan Syawal tahun lalu
Di bulan sebelumnya aku pernah menunggu
Menuggu akan ada telepon lagi dari ibumu
Tapi bukan karena nyasar
Tapi menunggu kabar dari ibumu
Bahwa kau kan melamarku
Tapi ternyata tidak
Hampa
Kosong
Tak bertuan
----------------------
Aku tahu,
Aku memang tidak pantas untukmu
Aku yang pernah mengotori hatimu
Maafkan aku
Karena kau pernah bilang :
“jika menginginkan sesuatu yang suci, maka harus di tempuh dengan jalan yang suci pula”
Wahai kau yang ada disana
Aku memang tidak pantas untukmu
Terimakasih atas semua
Kau lebih pantas dengan yang lebih terjaga juga
-------------------------- --
Kini Aku akan menikah
Menikah dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya
Semua aku serahkan pada kakak laki-laki tertuaku
Tanpa Ta’aruf
Tanpa Nazhar
Aku percaya pada kakakku untuk memilih yang terbaik untukku
Sejak kejadian itu
Aku putuskan semua interaksi dengan lawan jenis
Aku menjadi terlalu sensitife dengan mereka
Karena kau pernah bilang
“seorang yang mengaku dirinya hamba, tidak akan mengulangi kesalahan berulang-ulang kali”
-----------------------
Kini Aku Akan Menikah…
Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
sebagai pelajaran untuk semua
Just It..
-------------------------- -
karena Aku Akan Menikah
-----------selesai penukilan----------------- --
Komentar saya (Abu Muhammad Al-Ashri) -kalau yang dituliskan saudari di atas benar:
Inilah bahaya facebook dan internet secara umum. Hendaknya kita menjaga diri kita dari segala pintu fitnah.
Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah. (wa ikhwan tentunya, ini tambahan dari rosita suryani)
Karena..
karena...
Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah. (wa ikhwan, tambahan dari rosita suryani)
Karena..
Barangkali Kau bisa mendapatkan istri dari sana...
Namun istrimu menyimpan laki-laki lain di hatinya....
Yaitu laki-laki yang pernah ada di friendlist facebooknya.....
*****
sumber (yang dari Ikhwan): salah satu note milik أبو محمد العصري
sumber (yang dari teman): salah satu note milik Ramadhani Putri Ayu
*****
Ini komentar dari teman saya itu:
tambahan dari saya (Ramadhani Putri Ayu):
hati hati juga sama ikhwan facebook. heuheu
sama aja, mau ikhwan atau akhwat, mau cewe ato cowo, mau laki-laki atau perempuan,
setan ga milih2, selama belum sesat dan masih bisa disesatkan, setan akan terus bekerja.
yang pasti, kita harus bisa menjaga diri. it's a big job.
*****
Sekarang komentar dari saya (Rosita Suryani):
Astagfirullahal’adziim, apakah kita seperti itu? Mari kita bermuhasabah. Sejauh mana kita menggunakan fasilitas teknologi, khususnya jejaring sosial ini, FACEBOOK. Apakah kita bersikap bijak dalam menggunakannya? Memang benar, sekarang ini adalah era globalisasi yang menawarkan berbagai keindahan, kesenangan, informasi, dalam berbagai bentuk. Banyak fitur yang menggiurkan. Seperti chatting dari sebuah *****! Messenger, berbagai program komputer dan aplikasi ponsel menyediakannya, FACEBOOK yang juga menyediakan sarana untuk chatting dan pengemasan FACEBOOK yang begitu mudahnya untuk kita mengomentari berbagai posting, blog-blog, forum-forum yang mengenalkan kita untuk berdiskusi di dunia maya dengan mengelompokan pokok bahasan dalam berbagai jenis, dan masih banyak lagi sarana yang disediakan di dunia maya untuk berinteraksi dalam bentuk apapun. Saya tegaskan kembali, kita harus bijak dalam menggunakannya. Sesuai syar’i. Hal yang kira-kira membawa keburukan, sebaiknya kita jauhi bahkan hentikan.
Hal ini yang seperti ini bukan hanya terjadi pada akhwat yang menulis isi note ini. Banyak peristiwa yang sama terjadi bahkan lebih dari itu. Jujur, saya juga pernah mengalami hal yang sejenis. Begitu terlenanya saya dalam ruang lingkup ke-maya-an kala itu. Bila kalian tanya mengenai situasi dan kondisi saya waktu itu, saya akan menjawabnya, “Merah muda, biru, kuning”.
Saya pernah ber-merah muda saat berinteraksi di dunia maya (dengan lawan jenis tentunya). Hal tersebut memang fitrahnya kita sebagai manusia. Mengapa? Karena kita akan merasa lebih tenang, senang, dan asyik jika berada di “dekat” (ngobrol, contohnya) lawan jenis, begitu menurut murabbi tercinta saya. Sekalipun memang itu merupakan fitrah kita sebagai manusia, tapi kita sebaiknya melakukan hal itu dengan tepat, sewajarnya dan seperlunya. Ada waktu yang tepat dan seperlunya, kondisi yang tepat dan seperlunya, pokok bahasan yang tepat dan memang harus dibicarakan. Perlu kita ingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan hati manusia hanya satu ruang. Dan ruang itu hakikinya milik-NYA. Jangan buat hati kita jadi dua ruang bahkan beberapa ruang. Hm, maaf, bukankah dalam pacaran, katanya diduakan adalah hal yang paling menyakitkan? Astagfirullah, bagaimana bisa kita melakukan hal itu kepada Sang Khalik yang dengan cinta, kasih-sayang, sistematis, dan begitu hebatnya menciptakan kita.
Biru, lambang kesedihan (versi “kembaran saya", ah padahal saya suka warna biru, kan tidak selalu kesedihan, bisa saja diartikan “keluasan”, seperti indahnya biru laut dan langit). Banyak kejadian di kala itu yang membuat saya terpuruk dalam kesedihan. Karena banyak hal yang tak bisa saya ungkapkan.
Kuning yang mengandung makna ceria. Ya, kecerian yang saya dapat juga saat itu. Bagaimana tidak? Saya kan bertemu dengan kalian semua. Hehehe. Semoga ukhuwah kita selalu terjaga yaa kawan. ^_^
Begitulah seorang Rosita Suryani di kala itu, haah, banyak hal yang terjadi dalam hidup saya. Jika kalian teman saya dan menjadi saksi hidup di kala itu, kalian pasti mengetahui si merah muda, biru, dan kuning itu
Dan sekarang ditambah adanya fenomena FACEBOOK yang bagai virus mewabah. Coba kalian lihat di berbagai warnet (contoh), dari anak kecil sampai yang tua, halaman web yang dibuka kebanyakan dimulai dari www.facebook.com (google juga termasuk, tapi itu dilakukan jika harus mencari tugas, info, pengumuman dan lainnya) betul tidak? Haha.
Begitulah yang terjadi. Banyak hal yang bisa menjauhkan kita dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dari Al-Quran, dan dari kekasih Allah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Kita harus menyaring dan menyeleksi hal yang masuk kedalam pemikiran kita. Mana yang bathil, mana yang haq.
Mengenai komentar dari Abu Muhammad Al-Ashri di atas, beliau menyatakan bahwa bisa jadi kita mendapat suami (untuk akhwat) dari FACEBOOK, ya beliau benar. Jika kalian bertanya dan menyanggahnya, "Bukankah menikah itu wajib? Jika suatu hal itu wajib, maka hal lain yang mendukung hal wajib tersebut menjadi wajib pula. Terus kan berarti bisa saja kita memilih cara ikhtiar untuk mendapatkan pasangan hidup kita dengan pedekate via FACEBOOK, via berbagai layanan messenger, SKYPE, forum (seperti www.kaskus.com), bahkan pesan singkat via mobile". Oke, saya jawab pertanyaan tersebut. Begini ikwah fillah, lembaga pernikahan adalah sesuatu yang suci, sakral, dan insyaAllah dinaungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jalan untuk menuju kesana harus yang baik juga dong. Ibaratnya jika kita menginginkan nilai 100 di suatu ujian (UTS atau UAS misalnya), maka kita akan berusaha dan memperjuangkan segala sesuatu yang akan membawa kita ke nilai 100 itu. Segala usaha kita kerahkan. Usaha kita dicap sebagai usaha 100 (baca: kebaikan). Pengumuman nilai pasti tiba. Jikalau kita berusaha dengan usaha 100 (baca: kebaikan), sejelek-jeleknya (insyaAllah) mendapat hasil di 70-80. Begitupun ikhtiar (baca: usaha) dalam mencari jodoh. Kita ingin membentuk keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah serta dipenuhi ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala kan?
Teras kumaha atuh carana mugia urang sadaya teh teu “terjerumus” (punten, teu terang abdi dina basa sundana)? Mun ceuk pamadegan simkuring mah (Indonesian version):
1. Kita buat akun facebook kita sebagai ajang berdakwah. Sampaikan walau satu ayat. =)
Dakwah bisa dalam bentuk apa saja kan.. Kita perlu dan harus saling mengingatkan kepada teman seperjuangan kita.
2. Hapus teman yang kadang suka ‘geje’ mencari-cari perhatian kita. Aduh mereka itu, caleuy banget.
3. Perlu banyak mendekatkan diri dan hati kita dengan Allah, seperti membaca dan mengkaji Al-Quran. Pedoman umat Islam yang merupakan untaian kata penuh kasih sayang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengapa umat islam mengalami kemunduran saat ini? Jawabannya karena jauh dari Al-Quran. Di abad 17-18, dimulailah agresi besar kepada umat islam berupa penjauhannya Al-Quran dari tangan muslimin. Kala itu Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Ia bertanya, “Dimanakah markas kaum muslimin?”. Orang-orang menjawab, “Di Mesir”. Ia menuju Mesir bersama penerjemah Bahasa Arab. Semua ini berawal di perpustakaan. Setelah Al-Quran dibacakan dan diterjemahkan, Napoleon kembali ke rumahnya. Malam harinya, ia terus tenggelam dalam lamunan tentang Al-Quran itu. Berhari-hari ia ke perpustakaan. Sampai suatu ketika, Napoleon berkomentar penting, yang mana ucapannya itu menguntungkan kaum muslimin, sekaligus membahayakan mereka. Napoleon berkata, “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan. Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.”
Itulah cita-cita Napoleon Bonaparte, menjauhkan umat Islam dari Al-Quran, dan dia berhasil melaksanakannya. Hasilnya, kaum muslimin mundur dan mengalami kekalahan di seluruh dunia, ilmu pengetahuannya mengalami kemunduran, dan tingkah lakunya jauh dari etika islami.
Cita-cita Napoleon dilanjutkan oleh Gladstone, salah seorang arsitek imperialisme Inggris. Gladstone membawa Al-Quran ke dalam gedung parlemen Inggris, dan sambil mengangkat Al-Quran dia berkata, “Selama orang-orang Mesir itu memegang buku ini di tangan mereka, kita tidak akan menikmati kedamaian di negeri ini”.
Tujuan musuh-musuh Islam adalah menjauhkan umat Islam dari Al-Quran. Sebab, saat manusia dijajah, Al-Quran mengajak manusia untuk merdeka; saat manusia hidup dalam kebodohan, Al-Quran mengajak pada ilmu pengetahuan; saat manusia membunuh anak perempuan, Al-Quran mengajak menghormati para perempuan; saat manusia berbuat kezaliman, Al-Quran mengajak menegakkan keadilan; saat orang-orang kaya menindas orang-orang miskin, Al-Quran mengajak orang miskin mengambil bagian mereka dari orang-orang kaya; saat orang menjual belikan budak, Al-Quran memerintahkan membebaskan budak. Saat manusia sibuk mencari kenikmatan dunia, Al-Quran menyatakan agar umat Islam berdoa ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kehidupan baik di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”
Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan pintu ilmu kenabian menyebutkan keutamaan membaca al-Quran sebagai berikut :
4. Sebenarnya saya ingin memberi saran, hapus teman yang lawan jenis. Namun, saya bingung harus bilang apa. Ada 2 hal yang bertentang di pemikiran saya. Pertama, untuk mencegah terjadinya ber-khalwat dengan lawan jenis di dunia maya ini, kita harus menghapusnya. Karena jika kita tidak kuat iman, akan ada kesempatan untuk ber-khalwat. Kedua, kita masih butuh menghubungi teman-teman lawan jenis di akun kita. Seperti untuk memberitahu pengumuman karena kita tidak punya cara lain untuk menghubunginya (nomornya tidak ada, atau kita tidak ada pulsa). Berdiskusi seperlunya saja, pokoknya seperlunya saja. Menurut kita penting, baik, dan syar’i, yo wes sepertinya no problemo. Aduuh, tapi saya bingung. Jadi menurut kalian?
5. Yuk kita mending memikirkan masalah diri, keluarga, masyarakat, dan negara. Banyak hal yang membutuhkan partisipasi kita. Jadilah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah - Prof. Dr. Sukirno (Alm). Kata-kata itu dari almarhum dosen fisika saya, beliau selalu memberi semangat dan pemahaman kenasionalan. Beliau selalu bilang, "Kalian adalah aset-aset bangsa". Ya, kita adalah aset bangsa, aset untuk menjadi problem solver akan masalah yang terjadi di Indonesia. Semoga amal dan perjuangannya menjadikan beliau ahli surga, amin Ya Rabb.
Masalah yang merupakan Fenomena Gunung Es banyak terjadi. Oh iya, saya ingin memberi nasihat mengenai hal ini. Kita boleh bermimpi, memiliki target, dan menginginkan sesuatu. Namun, ikhwah fillah, kita harus melejitkan dan meningkatkan potensi diri dahulu agar menjadi pribadi yang pantas untuk hal atau misi tersebut. Yuk, kita bersama-sama menjadi pahlawan!. Jangan biarkan sikap kita mengkhianati Allah Subhanahu Wa Ta'ala, izzahnya agama kita, dan umat muslim.
Semangat ya mujahid umat! ALLAHUAKBAR!
Kira-kira seperti itu komentar saya mengenai fenomena ini. Maaf bila terdapat kesalahan.
Jadi, intinya kita harus menegakkan syari'at Islam dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Be Funky Keep Syar'i (ahaha, slogan Diari 7)
HAMASAH! ^_^
Namun, dalam melakukan segala hal perbuatan itu harus penuh keikhlasan, ikwah fillah. So, belajarlah ilmu ikhlas. Berikut ini adalah tips berbuat ikhlas:
Mari kita bermuhasabah cinta (eits jangan disalah-artikan, ini cinta kepada Allah) dengan lagu yang dinyanyikan oleh Edcoustic (haha, promo). Semoga setelahnya mendapat Spirit of Love kepada Allah Ta'ala. (ini baru slogan Diari 8, Spirit of Love)
Wahai Pemilik nyawaku betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari-Mu kupasrahkan semua pada-Mu
Tuhan baru kusadar indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur kini kuharapkan cinta-Mu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini ya ilahi..
Muhasabah cintaku..
Tuhan kuatkan aku lindungiku dari putus asa
Jika kuharus mati pertemukan aku dengan-Mu
Pergunakan fasilitas yang ada untuk kebaikan
Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan,,
Saya tantang kalian, hahahahah, ;)
Wallahualam bisshowab, semoga kita dipertemukan kembali di surganya ya ikhwah fillah,,,
Amin Ya Rabb.
Sumber referensi komentar saya:
Al-Quran Nurkariim
Jauhkan Al-Quran dari umat Islam
Tips Berbuat Ikhlas
Pengalaman pribadi saya, dan berbagai ide muncul begitu saja. Alhamdulillah.
Perkataan Murabbi tersayang saya.
Perkataan teman-teman di sekeliling saya
Status teman di akun FACEBOOK saya
Hal-hal lain yang mendukung isi komentar saya yang tak bisa saya ungkapkan satu persatu (sebenarnya saya juga tidak tahu itu apa, haha)
Terimakasih untuk nenek saya yang menyediakan susu kental manis merk X (lalu saya seduh) dan cemilan saat proses penulisan, penyaduran dan peng-edit-an. XD
Jangan lupa bismillah, yaa.
*****
Judul asli (dari ikhwan): Hati-hati Bro Sama Akhwat Facebokiyyah ... Ini dapat Puisi Akhwat (dari notes friends my mother)
Judul notenya teman saya itu: puisi seorang akhwat facebookiyyah (copas dari ikhwan)
*****
Dulu aku mengenalmu,
Sejak pertama komentar di statusmu,
Lalu kau balik komentar di statusku
Semua interaksi yang terkesan biasa
komentar yang semua biasa
Suatu hari aku tersentak kaget,
Dengan statusmu yang sama dengan statusku,
Di wall mu dan di wall ku tertulis:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)
Aku lagsung koment, bilang kalau status kita sama,
Kau tampak biasa, aku pun sama
Beberapa hari berikutnya
Di wall ku tertulis:
“Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)”
Kau langsung koment, status kita sama lagi,
Beberapa kali berikutnya begitu
Lagi dan lagi
Dan bukan hanya sekali dua kali
--------------------------
Semakin lama kita semakin dekat
Interaksi seakan begitu padat
Dari situ aku mulai terpikat
Betapa hati ini seakan terikat
--------------------------
Yang begitu membuatku semakin kaget
Pada hari itu,
Handphoneku berdering, dari no. tanpa nama
Aku angkat…
Salam dari Suara ujung sana terdengar
Suara seorang ibu.
“Assalamu’alaikum.. Nak”,
“wa’alaikumsalam Bu,”
“Koq, suaramu seperti seorang perempuan Nak?”
“Aku memang perempuan Bu,”
Belakangan baru aku ketahui,
Bahwa itu Ibumu,
Yang nyasar ingin menelponmu
Tapi malah sambung ke no.ku
No. HP kita ternyata hanya berbeda satu angka,
Dan itu membuat ibumu nyasar menelponku.
Tidak tahu, apakah ini hanya kebetulan semata?
--------------------------
Sejak itu, obrolan berlanjut via HP.
Bercanda,
Berkenalan,
Aktifitas apa?
Kuliah di mana?
Jurusan apa?
Semester berapa?
Dan lain-lain...
Lagi - lagi aku terkesima
Jurusan kita ternyata sama
Aku semakin Tak mengerti, apakah ini masih di anggap kebetulan semata?
--------------------------
Beberapa hari berselang
Kau mulai mengurangi ritme interaksi kita
Aku tidak paham
Kau pun mulai diam
--------------------------
Dalam perjalananku pulang kampung waktu itu
Malam ku sendiri tak terlelap
Dalam kereta,
Aku mencoba membuka akunmu
Tak bisa terbuka,
Ternyata kau meremove ku
Aku menangis,
Aku pun risau,
Apakah salah ku?
Mencoba untuk tetap tenang dalam tidurku
Mimpi…mimpi…
Mimpi yang membuatku bangun seketika
Di tengah malam itu
Perasaanku semakin tak enak,
Gemetar tubuhku,
mengetik SMS untukmu,
ku awali menanyakan sujud mu malam ini?
Dan menanyakan
Apa alasanmu meremove akunku?
Ku tunggu balasanmu
Tak ada
Akupun mendesak mu
Tolong dibalas
Agar aku bisa tenang
Agar aku bisa kembali bermimpi
--------------------------
Cahaya pagi mulai menyapa
Menembus sela-sela ruang yang menerpa
Kau membalas SMS itu,
Kau bilang tidak ada apa-apa
Kau meminta ku
Untuk SMS seperlunya
Tanpa canda,
Tanpa sia-sia,
Tanpa ada kata percuma,
Waktu pun ikut berbicara
Tidak juga di atas jam 9 malam,
Tidak dini hari,
Tidak usah mengingatkan Sujud malammu
Kau bilang takut menimbulkan fitnah
termasuk untuk menetralisir perasaan
dan untuk meremove ku dari fikiranmu.
Aku sepakat dengan syaratmu.
Aku pun menangis sejadi-jadinya,
Ternyata selama ini aku begitu,
-------------------
Semua Akun FB ku, kau blokir
No.HP mu kau ganti
Semua celah kau tutup rapat
Tak ada komunikasi
Tak ada lagi interaksi
Aku memilih sepi,
memilih sendiri,
Sepi dalam tangisan mata
Sendiri dalam linangan gerimis jiwa
Tangisan tak tertahankan
Di sepertiga malam terkahir
Aku memohon ampunan
Ya Ghofar
Ya Syahiid
Ampuni Hamba-Mu ini
Saksikanlah gemuruh pengharapan
Pengampunan atas segala dosa
--------------------------
Wahai kau yang ada disana
Kini Aku akan menikah
Di hari pernikahanku nanti
Aku ingin kau datang
Sebagai penenang hatiku
Bahwa kau telah bahagia
Jika semua berjalan sesuai rencanamu
Seharusnya kau sudah menikah di bulan Syawal tahun lalu
Di bulan sebelumnya aku pernah menunggu
Menuggu akan ada telepon lagi dari ibumu
Tapi bukan karena nyasar
Tapi menunggu kabar dari ibumu
Bahwa kau kan melamarku
Tapi ternyata tidak
Hampa
Kosong
Tak bertuan
----------------------
Aku tahu,
Aku memang tidak pantas untukmu
Aku yang pernah mengotori hatimu
Maafkan aku
Karena kau pernah bilang :
“jika menginginkan sesuatu yang suci, maka harus di tempuh dengan jalan yang suci pula”
Wahai kau yang ada disana
Aku memang tidak pantas untukmu
Terimakasih atas semua
Kau lebih pantas dengan yang lebih terjaga juga
--------------------------
Kini Aku akan menikah
Menikah dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya
Semua aku serahkan pada kakak laki-laki tertuaku
Tanpa Ta’aruf
Tanpa Nazhar
Aku percaya pada kakakku untuk memilih yang terbaik untukku
Sejak kejadian itu
Aku putuskan semua interaksi dengan lawan jenis
Aku menjadi terlalu sensitife dengan mereka
Karena kau pernah bilang
“seorang yang mengaku dirinya hamba, tidak akan mengulangi kesalahan berulang-ulang kali”
-----------------------
Kini Aku Akan Menikah…
Maafkan aku menulis begini
Kau tak lagi mungkin membaca catatanku ini,
karena ternyata blokir lebih kejam dari remove
Dan memang bukan itu yang kuharapkan..
Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
sebagai pelajaran untuk semua
Just It..
--------------------------
karena Aku Akan Menikah
-----------selesai penukilan-----------------
Komentar saya (Abu Muhammad Al-Ashri) -kalau yang dituliskan saudari di atas benar:
Inilah bahaya facebook dan internet secara umum. Hendaknya kita menjaga diri kita dari segala pintu fitnah.
Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah. (wa ikhwan tentunya, ini tambahan dari rosita suryani)
Karena..
Barangkali Kau bisa mendapatkan istri dari sana...
Namun istrimu menyimpan laki-laki lain di hatinya....
Yaitu laki-laki yang pernah ada di friendlist facebooknya.....
Maka, jika kau tidak ingin seperti itu...
Hendaknya kita pun juga menjaga diri kita....
Dengan tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis....
Jangan latih diri kita tuk mengkhianati kekasih kita....
Dengan FB-an pada Wanita yang bukan mahram kita...
karena...
al-jazaa'u min jinsi al'amali....
hati-hatilah dengan kata-kata "bersayap"...
yang mungkin kita kontarkan....
atau akhwat lontarkan kepada kita...
Kata-kata saudari kita di atas adalah kata-kata "bersayap"....
yaitu kata-kata yang mengatakan "pergilah",
tetapi orang yang ditujunya akan membacanya "datanglah"...
Yang sebenarnya kita pun malu membacanya....
Maka, seorang muslim yang baik adalah yang menjauhi fitnah yang merusak....
Ia tidak terlena dengan untaian kata-kata wanita....
tetapi terlena dengan kalamullah dan kalam nabi-Nya...
Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah. (wa ikhwan, tambahan dari rosita suryani)
Karena..
Barangkali Kau bisa mendapatkan istri dari sana...
Namun istrimu menyimpan laki-laki lain di hatinya....
Yaitu laki-laki yang pernah ada di friendlist facebooknya.....
*****
sumber (yang dari Ikhwan): salah satu note milik أبو محمد العصري
sumber (yang dari teman): salah satu note milik Ramadhani Putri Ayu
*****
Ini komentar dari teman saya itu:
tambahan dari saya (Ramadhani Putri Ayu):
hati hati juga sama ikhwan facebook. heuheu
sama aja, mau ikhwan atau akhwat, mau cewe ato cowo, mau laki-laki atau perempuan,
setan ga milih2, selama belum sesat dan masih bisa disesatkan, setan akan terus bekerja.
yang pasti, kita harus bisa menjaga diri. it's a big job.
*****
Sekarang komentar dari saya (Rosita Suryani):
Astagfirullahal’adziim, apakah kita seperti itu? Mari kita bermuhasabah. Sejauh mana kita menggunakan fasilitas teknologi, khususnya jejaring sosial ini, FACEBOOK. Apakah kita bersikap bijak dalam menggunakannya? Memang benar, sekarang ini adalah era globalisasi yang menawarkan berbagai keindahan, kesenangan, informasi, dalam berbagai bentuk. Banyak fitur yang menggiurkan. Seperti chatting dari sebuah *****! Messenger, berbagai program komputer dan aplikasi ponsel menyediakannya, FACEBOOK yang juga menyediakan sarana untuk chatting dan pengemasan FACEBOOK yang begitu mudahnya untuk kita mengomentari berbagai posting, blog-blog, forum-forum yang mengenalkan kita untuk berdiskusi di dunia maya dengan mengelompokan pokok bahasan dalam berbagai jenis, dan masih banyak lagi sarana yang disediakan di dunia maya untuk berinteraksi dalam bentuk apapun. Saya tegaskan kembali, kita harus bijak dalam menggunakannya. Sesuai syar’i. Hal yang kira-kira membawa keburukan, sebaiknya kita jauhi bahkan hentikan.
Hal ini yang seperti ini bukan hanya terjadi pada akhwat yang menulis isi note ini. Banyak peristiwa yang sama terjadi bahkan lebih dari itu. Jujur, saya juga pernah mengalami hal yang sejenis. Begitu terlenanya saya dalam ruang lingkup ke-maya-an kala itu. Bila kalian tanya mengenai situasi dan kondisi saya waktu itu, saya akan menjawabnya, “Merah muda, biru, kuning”.
Saya pernah ber-merah muda saat berinteraksi di dunia maya (dengan lawan jenis tentunya). Hal tersebut memang fitrahnya kita sebagai manusia. Mengapa? Karena kita akan merasa lebih tenang, senang, dan asyik jika berada di “dekat” (ngobrol, contohnya) lawan jenis, begitu menurut murabbi tercinta saya. Sekalipun memang itu merupakan fitrah kita sebagai manusia, tapi kita sebaiknya melakukan hal itu dengan tepat, sewajarnya dan seperlunya. Ada waktu yang tepat dan seperlunya, kondisi yang tepat dan seperlunya, pokok bahasan yang tepat dan memang harus dibicarakan. Perlu kita ingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan hati manusia hanya satu ruang. Dan ruang itu hakikinya milik-NYA. Jangan buat hati kita jadi dua ruang bahkan beberapa ruang. Hm, maaf, bukankah dalam pacaran, katanya diduakan adalah hal yang paling menyakitkan? Astagfirullah, bagaimana bisa kita melakukan hal itu kepada Sang Khalik yang dengan cinta, kasih-sayang, sistematis, dan begitu hebatnya menciptakan kita.
Biru, lambang kesedihan (versi “kembaran saya", ah padahal saya suka warna biru, kan tidak selalu kesedihan, bisa saja diartikan “keluasan”, seperti indahnya biru laut dan langit). Banyak kejadian di kala itu yang membuat saya terpuruk dalam kesedihan. Karena banyak hal yang tak bisa saya ungkapkan.
Kuning yang mengandung makna ceria. Ya, kecerian yang saya dapat juga saat itu. Bagaimana tidak? Saya kan bertemu dengan kalian semua. Hehehe. Semoga ukhuwah kita selalu terjaga yaa kawan. ^_^
Begitulah seorang Rosita Suryani di kala itu, haah, banyak hal yang terjadi dalam hidup saya. Jika kalian teman saya dan menjadi saksi hidup di kala itu, kalian pasti mengetahui si merah muda, biru, dan kuning itu
Waktu mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri.
Dan sekarang ditambah adanya fenomena FACEBOOK yang bagai virus mewabah. Coba kalian lihat di berbagai warnet (contoh), dari anak kecil sampai yang tua, halaman web yang dibuka kebanyakan dimulai dari www.facebook.com (google juga termasuk, tapi itu dilakukan jika harus mencari tugas, info, pengumuman dan lainnya) betul tidak? Haha.
Begitulah yang terjadi. Banyak hal yang bisa menjauhkan kita dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dari Al-Quran, dan dari kekasih Allah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Kita harus menyaring dan menyeleksi hal yang masuk kedalam pemikiran kita. Mana yang bathil, mana yang haq.
Mengenai komentar dari Abu Muhammad Al-Ashri di atas, beliau menyatakan bahwa bisa jadi kita mendapat suami (untuk akhwat) dari FACEBOOK, ya beliau benar. Jika kalian bertanya dan menyanggahnya, "Bukankah menikah itu wajib? Jika suatu hal itu wajib, maka hal lain yang mendukung hal wajib tersebut menjadi wajib pula. Terus kan berarti bisa saja kita memilih cara ikhtiar untuk mendapatkan pasangan hidup kita dengan pedekate via FACEBOOK, via berbagai layanan messenger, SKYPE, forum (seperti www.kaskus.com), bahkan pesan singkat via mobile". Oke, saya jawab pertanyaan tersebut. Begini ikwah fillah, lembaga pernikahan adalah sesuatu yang suci, sakral, dan insyaAllah dinaungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jalan untuk menuju kesana harus yang baik juga dong. Ibaratnya jika kita menginginkan nilai 100 di suatu ujian (UTS atau UAS misalnya), maka kita akan berusaha dan memperjuangkan segala sesuatu yang akan membawa kita ke nilai 100 itu. Segala usaha kita kerahkan. Usaha kita dicap sebagai usaha 100 (baca: kebaikan). Pengumuman nilai pasti tiba. Jikalau kita berusaha dengan usaha 100 (baca: kebaikan), sejelek-jeleknya (insyaAllah) mendapat hasil di 70-80. Begitupun ikhtiar (baca: usaha) dalam mencari jodoh. Kita ingin membentuk keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah serta dipenuhi ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala kan?
Teras kumaha atuh carana mugia urang sadaya teh teu “terjerumus” (punten, teu terang abdi dina basa sundana)? Mun ceuk pamadegan simkuring mah (Indonesian version):
1. Kita buat akun facebook kita sebagai ajang berdakwah. Sampaikan walau satu ayat. =)
Dakwah bisa dalam bentuk apa saja kan.. Kita perlu dan harus saling mengingatkan kepada teman seperjuangan kita.
2. Hapus teman yang kadang suka ‘geje’ mencari-cari perhatian kita. Aduh mereka itu, caleuy banget.
3. Perlu banyak mendekatkan diri dan hati kita dengan Allah, seperti membaca dan mengkaji Al-Quran. Pedoman umat Islam yang merupakan untaian kata penuh kasih sayang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengapa umat islam mengalami kemunduran saat ini? Jawabannya karena jauh dari Al-Quran. Di abad 17-18, dimulailah agresi besar kepada umat islam berupa penjauhannya Al-Quran dari tangan muslimin. Kala itu Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Ia bertanya, “Dimanakah markas kaum muslimin?”. Orang-orang menjawab, “Di Mesir”. Ia menuju Mesir bersama penerjemah Bahasa Arab. Semua ini berawal di perpustakaan. Setelah Al-Quran dibacakan dan diterjemahkan, Napoleon kembali ke rumahnya. Malam harinya, ia terus tenggelam dalam lamunan tentang Al-Quran itu. Berhari-hari ia ke perpustakaan. Sampai suatu ketika, Napoleon berkomentar penting, yang mana ucapannya itu menguntungkan kaum muslimin, sekaligus membahayakan mereka. Napoleon berkata, “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan. Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.”
Itulah cita-cita Napoleon Bonaparte, menjauhkan umat Islam dari Al-Quran, dan dia berhasil melaksanakannya. Hasilnya, kaum muslimin mundur dan mengalami kekalahan di seluruh dunia, ilmu pengetahuannya mengalami kemunduran, dan tingkah lakunya jauh dari etika islami.
Cita-cita Napoleon dilanjutkan oleh Gladstone, salah seorang arsitek imperialisme Inggris. Gladstone membawa Al-Quran ke dalam gedung parlemen Inggris, dan sambil mengangkat Al-Quran dia berkata, “Selama orang-orang Mesir itu memegang buku ini di tangan mereka, kita tidak akan menikmati kedamaian di negeri ini”.
Tujuan musuh-musuh Islam adalah menjauhkan umat Islam dari Al-Quran. Sebab, saat manusia dijajah, Al-Quran mengajak manusia untuk merdeka; saat manusia hidup dalam kebodohan, Al-Quran mengajak pada ilmu pengetahuan; saat manusia membunuh anak perempuan, Al-Quran mengajak menghormati para perempuan; saat manusia berbuat kezaliman, Al-Quran mengajak menegakkan keadilan; saat orang-orang kaya menindas orang-orang miskin, Al-Quran mengajak orang miskin mengambil bagian mereka dari orang-orang kaya; saat orang menjual belikan budak, Al-Quran memerintahkan membebaskan budak. Saat manusia sibuk mencari kenikmatan dunia, Al-Quran menyatakan agar umat Islam berdoa ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kehidupan baik di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”
Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan pintu ilmu kenabian menyebutkan keutamaan membaca al-Quran sebagai berikut :
“Ketahuilah bahwa Al-Quran ini adalah pemberi nasehat yang tidak akan memperdayai, pemberi petunjuk yang tidak akan menyesatkan, dan pembicara yang tidak akan pernah berbohong. Siapa saja yang menekuni Al-Quran, maka akan terjadi hal pada dirinya, yaitu penambahan dan pengurangan. Yakni, bertambahnya hidayah dan berkurangnya kebodohan pada dirinya. Dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang setelah mempelajari Al-Quran akan mengalami kesulitan, dan tidak seorangpun sebelum mempelajari Al-Quran akan merasa berkecukupan. Jadikanlah Al-Quran sebagai penawar sakit bagimu, dan mintalah pertolongan kepada-NYA. Sesungguhnya dalam Al-Quran terdapat penawar penyakit bagi sakit yang paling parah sekalipun, seperti kufur, nifak, dan kesesatan. Mohonlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menghadaplah kepada-NYA dengan penuh rasa cinta.”
Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga diantara manusia. Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka Ya Rasul? Rasulullah menjawab, "Para ahli Al-Quran . Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-NYA. HR Ahmad.
4. Sebenarnya saya ingin memberi saran, hapus teman yang lawan jenis. Namun, saya bingung harus bilang apa. Ada 2 hal yang bertentang di pemikiran saya. Pertama, untuk mencegah terjadinya ber-khalwat dengan lawan jenis di dunia maya ini, kita harus menghapusnya. Karena jika kita tidak kuat iman, akan ada kesempatan untuk ber-khalwat. Kedua, kita masih butuh menghubungi teman-teman lawan jenis di akun kita. Seperti untuk memberitahu pengumuman karena kita tidak punya cara lain untuk menghubunginya (nomornya tidak ada, atau kita tidak ada pulsa). Berdiskusi seperlunya saja, pokoknya seperlunya saja. Menurut kita penting, baik, dan syar’i, yo wes sepertinya no problemo. Aduuh, tapi saya bingung. Jadi menurut kalian?
5. Yuk kita mending memikirkan masalah diri, keluarga, masyarakat, dan negara. Banyak hal yang membutuhkan partisipasi kita. Jadilah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah - Prof. Dr. Sukirno (Alm). Kata-kata itu dari almarhum dosen fisika saya, beliau selalu memberi semangat dan pemahaman kenasionalan. Beliau selalu bilang, "Kalian adalah aset-aset bangsa". Ya, kita adalah aset bangsa, aset untuk menjadi problem solver akan masalah yang terjadi di Indonesia. Semoga amal dan perjuangannya menjadikan beliau ahli surga, amin Ya Rabb.
Masalah yang merupakan Fenomena Gunung Es banyak terjadi. Oh iya, saya ingin memberi nasihat mengenai hal ini. Kita boleh bermimpi, memiliki target, dan menginginkan sesuatu. Namun, ikhwah fillah, kita harus melejitkan dan meningkatkan potensi diri dahulu agar menjadi pribadi yang pantas untuk hal atau misi tersebut. Yuk, kita bersama-sama menjadi pahlawan!. Jangan biarkan sikap kita mengkhianati Allah Subhanahu Wa Ta'ala, izzahnya agama kita, dan umat muslim.
Semangat ya mujahid umat! ALLAHUAKBAR!
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil
Kita tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
Kita berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama kita. Kita akan disebut baru, hanya bila
cara-cara kita baru
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan
Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
kita tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap kita salah
Kira-kira seperti itu komentar saya mengenai fenomena ini. Maaf bila terdapat kesalahan.
Jadi, intinya kita harus menegakkan syari'at Islam dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Be Funky Keep Syar'i (ahaha, slogan Diari 7)
Hidup itu harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat; … yang sederhana itu adalah sikap-nya
HAMASAH! ^_^
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin, kita akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin kita capai.
Namun, dalam melakukan segala hal perbuatan itu harus penuh keikhlasan, ikwah fillah. So, belajarlah ilmu ikhlas. Berikut ini adalah tips berbuat ikhlas:
1. Berbuatlah sesuatu diawali dengan niat yang benar hanya semata-mata karena Allah Ta’ala.
2. Membiasakan diri untuk tidak terlena dalam pujian orang dan tidak kecil hati dengan caci maki orang lain, karena penilaian orang lain bersifat subyektif.
3. Lakukan semua perbutan terencana dan tertata sesuai dengan aturan Agama Islam. Dan jangan sekali-kali menginginkan pujian dari orang lain
4. Tanamkan secara dalam di lubuk hati kita bahwa Allah akan melihat segala perbuatan yang kita lakukan bukan hanya melihat lahiriyahnya tetapi Allah melihat dari sisi lahir dan bathin.
5. Allah adalah maha kuasa, kekuasannya tidak terbatas. Jikalau suatu ketika banyak orang yang mempersoalkan dengan apa yang kita lakukan padahal selama ini kita berbuat sesuatu yang benar maka jangan ada takut sedikitpun, karena berdasarkan pengalaman kelak Allah akan memperlihatkan segala-galanya sesuai dengan aslinya (yang kita niatkan)
6. Agar kita bisa melakukan perbuatan ikhlas jadikanlah sebuah perbuatan itu sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Tenaga dan kesehatan adalah pemberian Allah dan sudah semestinyalah kita mengembalikan nikmat-nikmat ini kepada Allah Ta’ala.
Mari kita bermuhasabah cinta (eits jangan disalah-artikan, ini cinta kepada Allah) dengan lagu yang dinyanyikan oleh Edcoustic (haha, promo). Semoga setelahnya mendapat Spirit of Love kepada Allah Ta'ala. (ini baru slogan Diari 8, Spirit of Love)
Wahai Pemilik nyawaku betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari-Mu kupasrahkan semua pada-Mu
Tuhan baru kusadar indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur kini kuharapkan cinta-Mu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini ya ilahi..
Muhasabah cintaku..
Tuhan kuatkan aku lindungiku dari putus asa
Jika kuharus mati pertemukan aku dengan-Mu
Pergunakan fasilitas yang ada untuk kebaikan
Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan,,
Saya tantang kalian, hahahahah, ;)
Wallahualam bisshowab, semoga kita dipertemukan kembali di surganya ya ikhwah fillah,,,
Amin Ya Rabb.
Sumber referensi komentar saya:
Al-Quran Nurkariim
Jauhkan Al-Quran dari umat Islam
Tips Berbuat Ikhlas
Pengalaman pribadi saya, dan berbagai ide muncul begitu saja. Alhamdulillah.
Perkataan Murabbi tersayang saya.
Perkataan teman-teman di sekeliling saya
Status teman di akun FACEBOOK saya
Hal-hal lain yang mendukung isi komentar saya yang tak bisa saya ungkapkan satu persatu (sebenarnya saya juga tidak tahu itu apa, haha)
Terimakasih untuk nenek saya yang menyediakan susu kental manis merk X (lalu saya seduh) dan cemilan saat proses penulisan, penyaduran dan peng-edit-an. XD
0 comment:
Post a Comment
Berkomentar berarti berpendapat
Berpendapat berarti berapresiasi
Berapresiasi berarti menghargai