Wednesday, July 14, 2010

Bersyukur dan Bersabar Saat Ditimpa Musibah




Sesungguhnya Allah Maha Menentukan, Maha Tahu, Maha Berkehendak, Maha Bijaksana dan berkuasa atas segala sesuatunya. Semua yang kita alami di muka bumi ini, dari yang buruk hingga yang baik, dari yang batil hingga yang haq, dari kita hidup hingga kita mati, semuanya terjadi atas kehendak, ketentuan dan kebijaksanaan dari Allah. Nikmat dan musibah datang silih berganti. Ketika limpahan nikmatNya tercurah buat kita, seolah-olah kitalah yang menggapainya. Bahkan sering kita katakan inilah kerja kerasku, namun ketika musibah itu datang, tidak banyak diantara kita yang berani mengatakan ini juga akibat ulahku. Padahal kita tahu, hanya dua yang Allah minta dari kita yaitu bersyukur dikala mendapat nikmat dan bersabar saat ditimpa musibah.

Saudaraku...
Anugerah terindah yang pernah Allah berikan ialah akal yang sehat, hati yang khudu′ dan jiwa yang tenang. Namun seringkali akal sehat itu sakit, hati yang khudu′ itu sombong yang akan melahirkan jiwa yang tidak pernah tentram. Padahal penciptaan kita diiringi dengan nilai-nilai ketuhanan yaitu hanif (fitrah manusia pada Allah) dan seringkali kita terbuai oleh bujukan-bujukan nafsu dunia yang cenderung membawa kita pada kelakuan & kebiasaan yang membuat kita semakin jauh dari Allah atau setidaknya akan menutupi hati kita dari sisi kefitrahannya. Walau pada kenyataannya kita tetap melaksanakan kewajiban kita dalam beribadah sehari-hari. Jadilah Ibadah kita tanpa nilai ibarat badan tanpa ruh, bak lukisan tak berwarna & laksana rumah tak bertuan.

Saudaraku...
Dalam keadaan sadar ataupun tidak, seringkali kemunafikan kita dihiasi oleh keshalihan semu. Seringkali yang batil kita bungkus dengan sesuatu yang hak bahkan kita campurkan keduanya sehingga tidak jelas mana yang putih dan mana yang hitam. Semuanya kita samarkan. Ibarat shalat diatas sajadah yang bernajis dan laksana mencuri yang dimulai dengan basmalah. Padahal kita tahu bahwa Allah mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi bahkan Dia sangat jeli terhadap sesuatu yang tersirat apalagi yang tersurat karena Ia maha tahu atas segala sesuatunya.

Saudaraku...
Tawaran keduniawian yang semu seringkali menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan yang kita miliki sehingga kita terjebak, terperosok bahkan tenggelam dalam kolam-kolam kemaksiatan dan kehinaan. Tetapi Allah begitu penyayangnya sampai-sampai pintu taubatNya tidak pernah tertutup dan tangan-tangan kasih dan sayangNya selalu terbuka lebar bagi hamba-hambaNya yang ingin kembali. Selangkah kita kepadaNya maka seribu langkahNya kepada kita.

Saudaraku...
Istigfarlah karena Dia gafurruurahim (pengampun dan penyayang) Bertaubatlah karena Dia tawwaburrohim (penerima taubat dan penyayang)

Saudaraku...
Bersyukurlah, karena kita masih diberiNya kesempatan tuk menikmati keindahan bersamaNya. Kita masih diberinya kesempatan untuk berkhalwat bersamaNya ditengah keheningan malam tatkala para malaikat turun ke bumi. Dan.... Kita masih diberi kesempatan untuk mereguk manisnya madu ibadah sementara lambaian tangan bidadari surga tak hentinya bergerak merindukan perjaka-perjaka haus mahabbah penghuni surga.

Saudaraku...
Tidakkah hatimu tergerak untuk kembali? Karena ku ingin mengatakan padamu bahwa : "Aku tahu bahwa Allah masih mencintaiku dan terus mencintaimu"

0 comment:

Post a Comment

Berkomentar berarti berpendapat
Berpendapat berarti berapresiasi
Berapresiasi berarti menghargai