Seluruh orang yang hidup di dunia ini tentu memiliki masalah. Dan terkadang, jika kita memiliki masalah, maka kita akan mudah berputus asa. Kita akan mudah menyerah, kita akan sulit untuk berusaha kembali. Bahkan, terkadang banyak orang yang berputus asa dari rahmat Allah (yakin bahwa Allah tidak mempedulikannya, atau tidak mau lagi berdoa lantaran yakin doanya tidak akan dikabulkan, dll), padahal, berputus asa dari rahmat Allah itu adalah perbuatan orang-orang kafir. Banyak ayat dalam al-Qur’an yang melarang kita berputus asa dan menyebutkan bahwa sikap berputus asa adalah sikap orang-orang kafir.
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (Q.S. Yusuf: 87)
“Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka berputus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itulah yang mendapatkan adzab yang sangat pedih,” (Q.S. Al-Ankabuut: 23)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (Al-Mumtahanah: 13)
Lihatlah! Jika anda berputus asa dari rahmat Allah, maka anda sama saja dengan orang kafir yang akan menerima adzab yang pedih dari Allah swt. Jika anda memang sedang memiliki masalah atau cobaan, maka janganlah anda berputus asa, janganlah anda bermuram durja, janganlah anda terlarut dalam kesedihan yang terlalu mendalam. Yakinalh, bahwa pertolongan Allah itu sangatlah dekat. Dan apabila anda merasa kesulitan dengan cobaan yang telah ditimpakan Allah atasmu, maka yakinlah bahwa hal itu adalah ujian dari Allah agar derajat anda menjadi lebih tinggi di sisi Allah.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S. Al-Baqarah: 214)
Ya, hanya Allah-lah satu-satunya dzat yang mampu menolong kita atas segala hal.
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (Q.S. ‘Ali Imran: 160)
Kita tidak boleh menjadikan orang lain atau hal-hal lainnya sebagai penolong bagi kita. Mengapa? Karena hanya Allah-lah tempat kita meminta pertolongan.
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (Q.S. Al-Faatihah: 5)
Lihatlah! Jika anda memiliki masalah, maka yakinlah bahwa pertolongan Allah itu akan datang, cepat atau lambat. Jangan sampai kita berputus asa dari rahmat Allah, jangan sampai kita menjadi orang yang mudah patah semangat. Karena di dalam al-Qur’an sendiri kita telah diajarkan banyak hal, dan salah satunya adalah optimis!
Ya, kita dianjurkan selalu optimis dalam segala hal. Bahkan, salah satu hal yang dapat menyebabkan doa itu terkabul adalah kesungguhan dan memiliki keyakinan bahwa doa kita itu akan terkabul.
Sekali lagi, jangan sampai kita mudah menyerah, patah semangat, putus asa, bahkan jangan sampai kita berprasangka buruk pada Allah jika Allah masih belum mengabulkan doa anda. Ingat! Bahwa pengabulan doa itu terserah Allah. Apakah doa itu akan langsung dikabulkan, apakah ditangguhkan, apakah doa itu diganti menjadi hal yang lebih baik.
Dan mengenai doa, hal ini adalah hal yang serius. Mengapa?
Karena doa adalah intinya ibadah (H.R. Tirmidzi).
Bahkan dalam shalat pun banyak sekali bacaan shalat yang mengandung ibadah. Dalam al-Qur’an bahkan berdoa dan beribadah dikaitkan dalam satu ayat,
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan,” (Q.S. Al-Faatihah: 5)
Jadi, jangan menganggap enteng berdoa dan jangan sekali-kali kita meninggalkan doa. Karena jika begitu, maka kita telah menyombongkan diri kepada Allah swt. Jika kita meninggalkan doa, maka kita sama saja tidak membutuhkan Allah. Allah akan melaknat diri seseorang jika meninggalkan doa.
“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya” (H.R. at-Tirmidzi, dimuat di dalam Sunan at-Tirmidzi, bab Doa)
Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda mengenai orang yang tidak mau berdoa,
“orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam” (H.R. al-Haitsami, Thabrani, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab as-Silsilah ash-shahihah).
Jadi, jadilah orang yang sering berdoa!
Namun, jika anda merasa bahwa doa anda tidak dikabulkan oleh Allah, maka ingatlah kisah Nabi Musa as. Nabi Musa itu selalu berdoa kepada Allah agar Bani Israil keluar dari penindasan Fir’aun dan kekuasaan Fir’aun itu hancur. Tetapi, tahukah anda? Bahwa doa Nabi Musa itu baru dikabulkan Allah setelah 40 tahun lamanya, dan selama 40 tahun itu pula Nabi Musa tidak pernah berhenti berdoa, atau berputus asa. Dan bahkan Nabi Musa terus yakin dan optimis terhadap doanya itu dan berbaik sangka kepada Allah.
Ingatlah hadits Rasulullah saw,
“Doa salah seorang daripada kamu akan diperkenankan oleh Allah asalkan saja seseorang itu tidak terburu-buru lalu ia mengatakan: Aku telah berdoa, tetapi doaku belum diperkenankan.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)
"Doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa, atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa." Para sahabat bertanya, "apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau menjawab, "dia berkata. 'saya sudah berdoa berkali-kali tidak dikabulkan.' Kemudian dia merasa menyesal dan meninggalkan doa," (H.R. Muslim)
Jadi, tunggu apa lagi? Jika anda memiliki masalah, maka segeralah mengadukannya pada Allah!
Wallahu a’lam
0 comment:
Post a Comment
Berkomentar berarti berpendapat
Berpendapat berarti berapresiasi
Berapresiasi berarti menghargai