Mahasiswa |
[JustShare]
(Agathon Chandra, 2010) Hal yang ironis adalah saat sebuah organisasi
kemahasiswaan yang berbasis keprofesian membuat sebuah acara yang
tujuannya (mungkin) sebagai ajang pengenalan keprofesian tersebut ke
massa (bisa masyarakat juga), akan tetapi mereka menutup acara tersebut
dengan acara kesenian yang cukup banya menghabiskan dana bahkan acara
penutupan dananya lebih besar dibandingkan acara yang sesuai dengan
tujuannya. Inilah yang menjadi ironis saat mahasiswa hanya bisa membuat
acara sekelas pensi (pentas seni) seperti layaknya anak SMA/SMP saja. Hal
ini terjadi karena mahasiswa tidak ingin keluar dari zona nyamannya
atau tidak mau berkonflik dengan masalah yang ada di luar sana, padahal
bisa seharusnya seorang mahasiswa itu membantu lingkungan sekitarnya
dengan ilmu yang dimilikinya. Namun sayangnya saat ini kita kehilangan
arah.